Breaking News
Beranda » History » 3 Fakta Epik Pembebasan Al Aqsha di Era Shalahuddin

3 Fakta Epik Pembebasan Al Aqsha di Era Shalahuddin

  • calendar_month Jum, 20 Okt 2023
  • visibility 123

Sudah 106 tahun Palestina diambil dari rengkuhan Kaum muslimin. Kawan semuanya tahu, mereka datang dan mengusir penduduk asli Palestina, merusak rumah-rumah, membantai anak-anak dan ibu-ibu hamil, menghancurkan masjid, dan yang paling parah adalah: berusaha meruntuhkan Al Aqsha.

106 tahun ini umat Islam sayangnya masih saja banyak yang tidur dalam lelap. Singa hebat ini taringnya sedang berkarat, namun mereka merindukan sosok Shalahuddin Al Ayyubi, seorang legenda yang jadi simbol pembebasan Al Aqsha, 836 tahun yang lalu.

Tepatnya tanggal 2 Oktober, tahun 1187 Masehi, Sultan Shalahuddin Al Ayyubi bersama tentara-tentaranya yang shalih kembali memasuki Baitul Maqdis dan membersihkan Al Aqsha, kemudian menunaikan shalat Jum’at di dalamnya.

Sahabat semuanya, pembebasan Palestina bukanlah hal yang instan dan otomatis. Tidak, sama sekali tidak. Para pendahulu kita telah memberikan contoh betapa Palestina adalah negeri yang sangat penting untuk dibebaskan. Itulah yang membuat Umar bin Khattab dan Shalahuddin benar-benar mencurahkan hidupnya untuk pembebasan Palestina.

Lah kita?

Tahukah kamu, ada 3 dari sekian banyak fakta penting yang perlu kamu tahu tentang pembebasan Palestina di Era Shalahuddin. Fakta-fakta ini akan menjadi jawaban bagi kita, bahwa jalan menuju Baitul Maqdis adalah target kita selanjutnya. Allah memberikan kita tawaran untuk kembali membebaskan Baitul Maqdis dari penjajahan yang memilukan. Memilih kamu dan aku, jika kau mau tentunya.

Pertama, Shalahuddin Al Ayyubi hidup ketika Palestina terbagi menjadi 5 negara salib yang mencengkram tanah Syam.

Dunia Islam sedang pecah-pecahnya, sesama negeri muslim malah mementingkan diri sendiri. Banyak anak-anak muslim yang tidak mengenal Islam dan ilmu-ilmu agama.

Disitulah Shalahuddin memainkan perannya untuk menyatukan negeri-negeri muslim dalam persatuan yang padu. Sebab ia tahu, ketika dunia Islam terpecah belah, Palestina tidak akan pernah kembali ke pangkuan kaum Muslimin. Ia juga terkenal sebagai tokoh pendidikan yang membangun ratusan sekolah agama yang mengajarkan anak-anak muda muslimin semangat membebaskan Al Aqsha.

Shalahuddin menyatukan negeri-negeri di Syam, sebagian Iraq dan Mesir. Negeri-negeri itu adalah kunci pembebasan Palestina, sebuah rencana yang dilakukan juga oleh Umar bin Khattab.

Kedua, Shalahuddin adalah “finishing touch” yang menjadi akhir estafet para kesatria kesatria hebat sebelumnya yang ingin membebaskan Palestina.

Nah, disini kita akan melihat, bahwa Shalahuddin meneruskan perjuangan Sultan Nuruddin Zanki. Nuruddin Zanki melanjutkan perjuangan Ayahnya, Imaduddin Zanki. Kesemuanya adalah para pendekar yang membuat gentar pasukan salib.

Itulah kenapa, sebab kita menamakan media ini dengan nama “Generasi Shalahuddin”, karena Shalahuddin itu bukan satu orang. Shalahuddin adalah satu generasi!

Sebelum wafatnya, Nuruddin Zanki telah membuat mimbar yang ia bertekad akan menaruhnya di Al Aqsha ketika bebas. Namun beliau syahid sebelum bisa mewujudkan mimpi besarnya. Ternyata, 13 tahun kemudian Shalahuddin benar-benar membawa mimbar Nuruddin di Al Aqsha ketika bebas.

Ketiga, Shalahuddin memiliki ratusan ribu tentara yang siap siaga bertempur kapanpun.

Namun mengapa di pertempuran terbesar melawan Pasukan Salib, ia hanya membawa 13 ribu pasukan?

Shalahuddin Al Ayyubi sangat memerhatikan akhlaq, ibadah dan ketaatan pasukannya pada Allah. Setiap malam ia menginspeksi pasukannya: mana yang shalat malam, mana yang beribadah, berzikir. Ia tak mau Baitul Maqdis gagal dibebaskan karena maksiat pasukannya.

Untuk itulah ia memilih 13 ribu pasukan terbaik yang paling berkualitas ibadahnya, dan itulah kunci yang membuat Shalahuddin memenangkan pertempuran Hitthin melawan 60 ribu pasukan Salib. Ia berhasil merontokkan 30 ribu pasukan, dan menawan 30 ribu sisanya.

kompleks masjid al aqsha.(islamicgps)

Nah, kawan semuanya. Sejarah Shalahuddin memberi inspirasi pada kita bahwa memenangkan Baitul Maqdis adalah tugas dan tanggungjawab sejarah kita pada Allah dan RasulNya. Bagaimana mungkin kita terdiam ketika seabad lebih Masjid Al Aqsha dalam jajahan zionis?

Bangkitlah engkau generasi Shalahuddin. Shalahuddin bukanlah satu orang, Shalahuddin adalah satu generasi, dan kamu ada di antaranya. Apakah kamu sudah menentukan jalan hidupmu?

Ketika nanti Al Aqsha bebas, kamu akan jadi pelaku sejarah, atau hanya menonton?

Salam Shalahuddin!

Referensi:

  1. Al Masjid Al Aqsha: Al Haqiqah wat Tarikh.
  2. An Nawadir As Sulthaniyah Wal Mahasin Al Yusufiyyah

Di ambil dari GenSaladin

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Oudere En Horny Cams Live Sex Met Ervaren Vrouwen Op Xlovecam®

    Oudere En Horny Cams Live Sex Met Ervaren Vrouwen Op Xlovecam®

    • calendar_month Rab, 30 Apr 2025
    • visibility 8
    • 0Komentar

    Bovendien richt Cams.com zich op MILF’s en volwassen liefhebbers. Het is fijn dat ze meerdere taalopties hebben, zodat je mensen kunt vinden om mee te chatten in jouw taal. Het is de moeite waard te vermelden dat sommige meisjes gratis optredens zullen geven. Dus hoewel je veel Duitse frauleins zult vinden om van te genieten, […]

  • <h1 data-lazy-src=
  • Antara Kopi dan Masalah

    Antara Kopi dan Masalah

    • calendar_month Rab, 17 Okt 2018
    • visibility 271
    • 0Komentar

    Seorang pria yang baru saja menikah, datang ke ibunya dan mengeluh soal tingkah laku istrinyanya.  Setelah pesta pernikahan, baru ia tahu karakter asli sang istri. Keras kepala, suka bermalas-malasan, cuek, boros, dsb. Pria muda itu berharap orang tuanya ikut menyalahkan istrinya. Namun betapa kagetnya diakarena ternyata ibunya diam saja, bahkan sang ibu kemudian malah masuk ke […]

  • Vienna Coffee Roasting

    Vienna Coffee Roasting

    • calendar_month Sel, 22 Sep 2020
    • visibility 323
    • 0Komentar

    Cerita tentang citarasa kopi, pada mulanya adalah bagaimana petani memetik hingga mengeringkannya, memilih yang terbaik dan memproses secara sempurna hingga biji kopi siap disangrai (green beans). Ini merupakan proses yang sangat menentukan. Baik tidaknya proses ini sangat menentukan citarasa kopi sesudah disangrai. Sebagian orang memang menganggap bahwa yang paling menentukan citarasa adalah roaster (penyangrai). Tetapi […]

  • <h1 data-lazy-src=
  • Mimpi Dan Visi Osman Gazi

    Mimpi Dan Visi Osman Gazi

    • calendar_month Ming, 1 Nov 2020
    • visibility 296
    • 0Komentar

    “Inda mīlādi daulat minad dual, yabdū al amr fī hīnihi la yastahiqqul intibāh”.

expand_less