Breaking News
Beranda » History » Mohacs, Kekuatan Utsmani dan Wajah Lain Sejarah Eropa

Mohacs, Kekuatan Utsmani dan Wajah Lain Sejarah Eropa

  • calendar_month Jum, 8 Sep 2023
  • visibility 96

“Több is veszett Mohácsnál”
(lebih buruk dari nasib kita di Mohacs), ungkapan orang-orang Hongaria ketika sedang menggambarkan nasib buruk.

“Suleiman menjadi raja terkemuka di Eropa pada abad ke-16, memimpin puncak kekuasaan ekonomi, militer, dan politik Negara Utsmaniyah. Suleiman secara pribadi memimpin pasukan Utsmani dalam menaklukkan benteng-benteng di Beograd dan Rhodes serta sebagian besar Hongaria sebelum penaklukannya dapat dihentikan pada pengepungan Wina pada tahun 1529.”
(Philip Mansel, Constantinople: City of the World’s Desire, 1453–1924.)

Sudah sering aku bahas sebelumnya di GenSa, bahwa salah satu alasan akun ini hadir, adalah karena banyak sekali puzzle sejarah luarbiasa yang belum kita temukan. Jika kita berhasil mengumpulkan lalu merangkainya, kita akan melihat gambar umat Islam di masa lalu dengan lebih jelas: umat ini bukan umat mainan, bukan umat yang menunggu dan menanti tanpa aksi. Umat ini, adalah salah satu “global player” yang disegani.

Seperti sekelumit fakta tentang Utsmani, yang akan lebih banyak membuat kita berdecak kagum setelah menyelami sejarah pertempuran Mohacs (Mohaç Muharebesi) sebuah peristiwa yang penuh dengan fakta “mind-blowing” tentang sejarah Umat Islam di Benua Eropa. Ada satu momen dimana 100 ribu muslimin Negara Utsmaniyah berhadapan dengan 200 ribu tentara gabungan Hongaria, Kroasia, Serbia, Bohemia, Kekaisaran Romawi Suci, Bavaria, Negeri Kepausan, Polandia dan bangsa Slovenia.

Eropa bersekutu dan mengumpulkan tentara terbaiknya untuk menghadapi “futuhat” Islam yang dibawa oleh pejuang-pejuang Utsmani. Mereka kumpulkan segala daya dan upaya, hingga kemudian bertemulah dua pasukan besar ini di Lembah Mohacs, 170 kilometer dari Budapest, Ibukota Hongaria hari ini. Kau tahu apa yang terjadi?

Sejarawan Turki, Yilmaz Oztuna menulis, “pertempuran ini berlangsung hanya 1,5 jam saja, dan di akhir peristiwa ini, tentara Hongaria berakhir setelah 637 tahun negeri itu berdiri.” Padahal Kaum muslimin sebelumnya harus berjalan 1000 kilometer jauhnya untuk sampai ke sana.

Ernest Lavisse, seorang sejarawan Prancis pernah menulis, “sejarah belum pernah menyaksikan pertempuran seperti yang terjadi di Mohacs; yang hasilnya sudah bisa disimpulkan hanya dengan satu serangan tangkas, dan berdampak pada masa depan sebuah bangsa berabad-abad lamanya.”

Peristiwa ini merupakan satu dari sekian banyak lembaran sejarah umat Islam yang kita sendiri tak tahu. Kita menganggap umat ini hanya figuran yang tidak punya tempat di hadapan negara-negara kuat di dunia. Padahal, Mohacs menjadi saksi kehebatan sekaligus kecerdasan manajemen Umat Islam. Sultan Suleiman Al Qanuni mengarahkan langsung jalannya pertempuran. Pasukan terbagi menjadi 4 gelombang yang shafnya sepanjang 10 kilometer. Di saat yang sama, ada “inner power” bernama iman dan kekuatan akidah yang membuat tekad semakin kokoh.

Referensi:

  1. درس المد الإسلامي وبداية التدخل الأوربي للجذع المشترك آداب
  2. Constantinople: City of the World’s Desire, 1453–1924
  3. معركة موهاكس، يوم من أيام الله
  4. Remembering the Jagiellonians (Routledge, 2018) pp. 71–100.

Gen Saladin | @gen.saladin | t.me/gensaladin

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Hari Ini Kita Minum Kopi Usmani, Bukan yang Lain

    Hari Ini Kita Minum Kopi Usmani, Bukan yang Lain

    • calendar_month Kam, 24 Sep 2020
    • visibility 266
    • 0Komentar

    Revolusi kopi itu dimulai pasca Futuhat Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih. Ditemukan oleh Khalid yang kemudian masyhur dengan sebutan Kaldi, seorang ahlur ribath di kampung Gisya yang merupakan bagian dari wilayah Kaffa, Ethiopia revolusi kopi menemukan momentumnya pasca kemenangan Sultan Al-Fatih lebih dari 600 tahun kemudian. Sebelumnya perlu waktu sangat lama untuk dapat menikmati hanya secangkir […]

  • Espresso Inti Semesta Kopi

    Espresso Inti Semesta Kopi

    • calendar_month Sel, 18 Jun 2024
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Banyak orang orang yang tidak pernah mau menikmati espresso. Ada banyaEspresso Inti Semesta Kopik alasan, mulai dari rasanya yang pahit yang tak tertahankan hingga ukurannya yang kecil sehingga tidak dapat dinikmati perlahan-lahan. Padalah jika tahu, orang Italia menganggap espresso sebagai minuman yang sakral. Di Italia, kedai kopi penuh dengan orang-orang yang ingin menikmati espresso untuk […]

  • Kisah Cinta Dibalik Masjid Sultan Mihrimah

    Kisah Cinta Dibalik Masjid Sultan Mihrimah

    • calendar_month Sen, 22 Okt 2018
    • visibility 577
    • 0Komentar

    Mihrimah adalah satu-satunya putri Sultan Sulaiman Al Qanuni, khalifah Utsmani yang memerintah di abad kejayaan, Muhteşem Yuzyıl. Mihrimah berarti nama gabungan dari bulan dan matahari. Nama tersebut dimaksudkan oleh ayahandanya agar ia menjadi seorang putri princess yang tak ada duanya, baik karena memang dialah satu-satunya putri yg dimiliki, juga diharapkan agar perangai serta karakternya yg […]

  • Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    • calendar_month Sel, 10 Nov 2020
    • visibility 266
    • 0Komentar

    “Jawa harus dipisahkan dari Islam.” Perintah yang jelas dan tegas di masa kolonial itu lalu diimplementasikan dalam karya-karya literatur yang nantinya menjadi rujukan utama penulisan sejarah Jawa. Dimulai oleh Thomas Raffles (1781-1826) dengan bukunya History of Jawa. Lalu John Crawfurd (1783-1868) dengan bukunya History of Indian Archipelago. Dan puncaknya adalah didirikannya Institute Javanologi oleh Keraton […]

  • NGO Ini Tawarkan Ngopi Sepuasnya Di Muslim United

    NGO Ini Tawarkan Ngopi Sepuasnya Di Muslim United

    • calendar_month Rab, 23 Okt 2019
    • visibility 255
    • 0Komentar

    Yogyakarta – Semerbak aroma kopi tercium diantara stan yang berjejer di luar Masjid Gedhe Kauman, Yogyakarta. Saat coba ditelurusi, aroma semerbak itu ternyata berasal dari stan Aman Palestin, sebuah NGO yang bergerak di bidang kemanusiaan. Di depan stan tersebut terpampang sebuah banner bertuliskan ‘A Cup For Solidarity. Ngopi Sepuasnya, Donasi Seikhlasnya’. Pihak Aman Palestin menuturkan, […]

  • Pahitnya Kopi dan Kolonialisme di Indonesia (2)

    Pahitnya Kopi dan Kolonialisme di Indonesia (2)

    • calendar_month Sel, 30 Jun 2020
    • visibility 334
    • 0Komentar

    Kopi di Nusantara V.O.C. kemudian berupaya menanam sendiri kopi di wilayah jajahan mereka. Pertama kali mereka mencoba menanam di daerah Gunung Sahari, Batavia. Pada tahun 1696, Gubernur Jenderal Joan van Hoorn menerima biji kopi dari mertuanya yang bertugas di Malabar, India. Saat ditanam di kebun milik van Hoorn di sekitar Batavia dan Cirebon ternyata kopi […]

expand_less