Breaking News
Beranda » History » Renungan Jatuhnya Dinasti Bani Umayyah

Renungan Jatuhnya Dinasti Bani Umayyah

  • calendar_month Ming, 25 Okt 2020
  • visibility 243

Al Qur’an menggambarkan kepada kita dengan jelas, “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)” tertuang dengan gagahnya dalam Ali Imran ayat ke 140.

Dari situ kita belajar, bahwa yang namanya sesuatu tidak selalunya ada di atas. Jangankan manusia, bangsa pun kena kaidah itu. Peradaban pun kena kaidah itu. Manusia kadang di atas dan di bawah. Peradaban bisa bangkit dan bisa runtuh. Dan semuanya ada sunnatullah untuk kita tadabburi.

Kali ini, #KenapaKitaJatuh akan membahas sebab-sebab mengapa Negara sehebat Umayyah bisa hancur. Negara hebat yang telah membawa lentera dakwah menuju India, China, gerbang-gerbang Asia, lalu pintu-pintu Afrika bahkan hingga 70 kilometer dekat Paris. Kenapa negeri sehebat itu bisa hancur?

Kita perlu adil. Bahwa Negara Umayyah sudah memberikan sumbangsihnya yang sangat besar bagi Umat. Mereka membuka negeri-negeri yang sebelumnya belum tersentuh dakwah para sahabat Radhiyallahu Anhum ajma’in. Namun ternyata, seiring dengan bertambahnya umur negeri itu, mereka mulai merasakan lalai dan lupa bahwa kemenangan sejatinya adalah karunia Allah, bukan semata-mata usaha manusia.

  1. Kemunduran itu dimulai benihnya sejak awal, ketika sahabat Muawiyah Ra. memutuskan mengangkat anaknya sendiri sebagai Khalifah penerus beliau. Dr Abdul Halim Uwais mentadabburi, “saat itu peradaban Islam seperti mulai dipisahkan dari ruhnya dan otaknya.” Sebab kaidah musyawarah yang merupakan kekuatan umat dihilangkan dan diganti dengan pewarisan kekuasaan.
  2. Dalam perjalanan sejarahnya, Negara Umayyah menjelang jatuhnya, terseret pada fanatisme kebangsaan. Lingkaran kekuasaan secara tidak tertulis harus diisi oleh orang-orang Arab, padahal saat itu Kaum muslimin sudah sangat luas dari Persia sampai ke Andalusia. Pos-pos kepemimpinan yang harus diisi orang bangsa Arab ini pun terjadi pertikaian antar suku.
  3. Keadaan ini diperparah dengan nepotisme antar keluarga yang ketika seseorang jadi pejabat, ia memudahkan familinya untuk bisa mengisi kekuasaan penting sementara keluarga lain yang jadi rivalnya dibatasi. Pertikaian antar keluarga ini bisa berakhir dengan perang kecil yang mengakibatkan keretakan internal Pemerintahan.
  4. Pemimpin yang tidak lagi memikirkan umat. Di akhir masa Negara Umayyah, para pejabat banyak membangun semacam kastil atau istana di luar kota. Beberapa akhirnya memilih untuk menetap di sana dan menjauh dari keramaian masyarakat. Itulah yang membuat masyarakat marah, karena suara dan aspirasi mereka tidak didengar pemerintah.
  5. Kezaliman penguasa yang menzalimi rakyatnya. Dalam perjalanan menuju keruntuhan, Bani Umayyah sering memilih opsi kekerasan pada rakyatnya yang berbeda pikiran. Hal ini dimulai sejak Al Hajjaj bin Yusuf di timur Al Wali Abdullah bin Habjab di barat, dua “tukang jagal” yang banyak membunuh sahabat dan Tabi’in karena tidak sesuai dengan kemauan penguasa.


    Referensi :
    Dirasat Li Suquth Tsalatsina Daulah Islamiyyah, Dr Abdul Halim Uwais.

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Anak Indonesia di Sekolah İstanbul 1898

    Anak Indonesia di Sekolah İstanbul 1898

    • calendar_month Kam, 20 Agu 2020
    • visibility 244
    • 0Komentar

    Anak Indonesia di Sekolah İstanbul, 1898, serta Hubungannya dengan Kekuatan Politik serta Kemandirian Ekonomi Ummat Islam di Indonesia Sekarang! Foto kedua anak asal Jawa yang bersekolah di İstanbul pada akhir abad ke-19 menunjukkan bahwa mereka berasal dari Hindia Belanda, ketika itu Indonesia masih dijajah Belanda. Keberadaan mereka bisa jadi bagian dari kebijakan pemberian beasiswa kepada […]

  • Bedah Buku The Magnificent SULAIMAN AL QANUNI

    Bedah Buku The Magnificent SULAIMAN AL QANUNI

    • calendar_month Kam, 27 Agu 2020
    • visibility 273
    • 0Komentar

    🔥 29 Agustus 1526 adalah momentum sejarah yang tidak akan dilupakan bangsa Eropa. Perang kolosal paling dahsyat terjadi di Lembah Mohacs selatan Hungaria. 20 negara Eropa terlibat dengan 200.000 tentaranya harus merasakan pil pahit yang tidak bisa mereka lupakan. Sulaiman Al Qanuni adalah anak muda berusia 26 tahun yang menjadi khalifah ke-10 menggantikan sang ayah […]

  • Mostbet Turkiye’deki en populer bahis secenekleri

    Mostbet Turkiye’deki en populer bahis secenekleri

    • calendar_month Rab, 16 Apr 2025
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Mostbet Turkiye’deki en populer bahis secenekleri

  • Inilah Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta Yang Perlu Kamu Ketahui

    Inilah Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta Yang Perlu Kamu Ketahui

    • calendar_month Sab, 4 Apr 2020
    • visibility 301
    • 0Komentar

    Assalamu’alaikum Sobat Otsmani Coffee. Sudah seduh hari ini ? Kalau belum, jangan lupa seduh syahdu yaa..Dalam dunia kopi, istialah kopi Arabika dan kopi Robusta seringkali kita mendengarnya bukan ? Tapi banyak dari kita yang belum tahu perbedaan antara keduanya. Selain citra rasa, kopi arabika dan robusta memiliki tekstur, cara menanam, dan mengolah yang tentu berbeda. […]

  • Ain Jalut, Kemenangan Umat Islam Atas Mongol

    Ain Jalut, Kemenangan Umat Islam Atas Mongol

    • calendar_month Kam, 3 Sep 2020
    • visibility 287
    • 0Komentar

    3 September 1260 M adalah tanggal yang dicatat oleh sejarawan tentang peristiwa besar ini. Sebuah pertempuran yang menentukan nasib kaum muslimin melawan bangsa Mongol. Pertempuran yang dikenal dengan pertempuran Ain Jalut, merujuk pada tempat peristiwa ini terjadi. Perang ini dikenal dari nama tempat terjadinya medan laga pertempuran ini. Ain Jalut, sebuah daerah di daerah Nablus, […]

  • 5 Filosofi Kehidupan Dari Secangkir Kopi

    5 Filosofi Kehidupan Dari Secangkir Kopi

    • calendar_month Kam, 24 Okt 2019
    • visibility 406
    • 0Komentar

    Saat ini kopi bukanlah minuman yang hanya digemari oleh orangtua saja. Kopi sudah menjelma jadi bagian hidup semua kalangan, mulai dari yang muda sampai tua. Rasanya yang pahit sekaligus manis punya nikmat dan makna tersendiri. Kopi adalah hal yang istimewa, secangkir kopi bisa memberikan begitu banyak arti, misalnya untuk teman bersantai atau hal lainnya. Kopi […]

expand_less