Breaking News
Beranda » Kopipedia » Sejarah Secangkir Kopi Tubruk

Sejarah Secangkir Kopi Tubruk

  • calendar_month Rab, 21 Okt 2020
  • visibility 299


Istilah kopi tubruk tidak dapat dilepaskan dari revolusi metode menyeduh kopi yang diperkenalkan oleh Turki Usmani. Menurut Robert Forsyth, President of the Australian Coffee Speciality Association, pada awalnya perlu waktu sekitar 5 jam untuk dapat menyajikan kopi yang siap dinikmati dengan melibatkan rembesan penggilingan. Saya sulit membayangkan proses pembuatannya, tetapi cara ini jelas sangat pelik. Turki Usmani melakukan gebrakan revolusioner dalam menyeduh kopi dengan memperkenalkan ibrik. Proses membuat kopi pun hanya perlu waktu beberapa menit.

Berasal dari bahasa Arab إبريق (ibriq) yang merupakan bentukan dari kata برق, ibrik pada pokoknya adalah alat yang menghantarkan panas. Dalam perkembangannya, ibrik mengacu pada sebentuk panci mini untuk mendidihkan air. Istilah ibrik juga dipakai untuk menamai teko yang berfungsi memanaskan air ataupun teko yang hanya menahan panas. Keduanya disebut ibrik.

Dari Turki Usmani, orang-orang Yunani pun akhirnya mengenal alat serupa. Mereka menyeduh kopi sesuai cara orang Turki. Mereka juga mulai membuat ibrik. Robert Forsyth mengatakan, “If it’s being made in Turkey, it’s called ibrik. Made in Greece it could be called briki. It’s what your country or region call the little pot. Jika itu dibuat di Turki, itu disebut ibrik. Dibuat di Yunani itu bisa disebut briki. Itulah yang negara atau wilayah Anda sebut teko kecil.”

Ada dua cara menyeduh kopi menggunakan ibrik. Pertama, menjerang air hingga mendidih, lalu menuangkannya ke cangkir yang berisi bubuk kopi. Inilah metode menyeduh yang sebenarnya (true brew), metode klasik yang masih menjadi acuan dalam uji citarasa kopi. Dari kata ibrik inilah muncul kata tubruk, sementara Yunani mengenalnya sebagai briki. Meskipun demikian, sebagian orang menyebut istilah kopi tubruk berkaitan dengan sebutan true brew, tetapi akar sejarahnya kurang kuat, meskipun sebenarnya tetap mengacu pada penggunaan ibrik.

Kedua, seduhan kopi menggunakan ibrik dilakukan dengan cara memasukkan bubuk kopi, air dan gula sesuai selera ke dalam ibrik, dalam hal ini ibrik berbentuk panci mini bertangkai yang biasanya terbuat dari tembaga. Selanjutnya dipanaskan dengan api kecil atau bara api dari kayu bakar. Dalam perkembangan, memanaskan racikan kopi dalam ibrik menggunakan media yang di atasnya dihamparkan pasir, dipanaskan dari bawah. Ibrik diletakkan ke dalam hamparan pasir tersebut hingga tertutupi bagian bawahnya.

Perlu kesabaran dan kecermatan untuk menghasilkan kopi dengan krema yang penuh serta citarasa yang sempurna. Tergesa-gesa memanaskannya dapat menjadikan citarasa kopi hambar atau justru menyebabkan efek burnt (terbakar). Kopi terasa sangat pahit dengan rasa gosong. Tetapi pada proses penyeduhan yang tepat, citarasa kopi muncul secara optimal; fruity-nya, bitternessnya, gurihnya. Semua.

Saya sendiri sampai sekarang tetap tidak terampil. Biasanya saya meminta tolong kepada istri saya semata wayang untuk membuatkannya. Ia sabar menyeduhnya dan peka terhadap aroma yang muncul sebagai pertanda untuk mengecilkan api atau mengangkatnya sejenak dan menuang ke cangkir, sebelum melanjutkan proses penyeduhan menggunakan ibrik.

Penulis:
Ust Fauzil Adhim

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Talkshow Hubungan Aya Sofia dan Al Aqsha

    Talkshow Hubungan Aya Sofia dan Al Aqsha

    • calendar_month Sab, 12 Sep 2020
    • visibility 247
    • 0Komentar

    💥 Event spesial Hubungan Aya Sofia dan Al Aqsha Syam dan Romawi timur adalah dua negeri yang pernah disabdakan Rosulullah Shalallahu Allaihi Wasalam untuk dibebaskan dari belenggu cengkeraman orang orang kafir. Dan sejarah mencatat setiap pembebasan Baitul Maqdis selalu diawali dengan pembebasan negeri negeri sekitar terlebih dahulu. Ghirah keislaman yang telah lama tertidur di bekas […]

  • Talk Show : GHAZWUL FIKR dalam Pop-Culture

    Talk Show : GHAZWUL FIKR dalam Pop-Culture

    • calendar_month Kam, 3 Mar 2022
    • visibility 144
    • 0Komentar

    Paska robohnya gedung WTC pada peristiwa 9/11 di Washington, pemerintah AS kemudian menggelontorkan alokasi dana yang fantastis untuk media, terkhusus dunia perfilman. Mereka kemudian mengkampanyekan gagasan ‘WAR AGAINST TERORISM’ dalam media populer.

  • Bebasnya Konstantinopel; Hari Baru Eropa dan Dunia Islam

    Bebasnya Konstantinopel; Hari Baru Eropa dan Dunia Islam

    • calendar_month Ming, 30 Mei 2021
    • visibility 241
    • 0Komentar

    Kala itu langit masih sangat gelap dan pengepungan Konstantinopel sudah memasuki hari ke-54. Namun perseteruan antara Sultan Mehmed II dan Constantine Palaiologos XI telah mencapai detik-detik penentuan. Hari itu, 29 Mei 1453 tidak hanya menjadi klimaks antara Utsmaniyah dan Byzantium, lebih dari itu, ini adalah penentuan dan kompetisi antara Salib dan Bulan Sabit, “clash between Cross and Crescent.”

  • Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    • calendar_month Sel, 10 Nov 2020
    • visibility 266
    • 0Komentar

    “Jawa harus dipisahkan dari Islam.” Perintah yang jelas dan tegas di masa kolonial itu lalu diimplementasikan dalam karya-karya literatur yang nantinya menjadi rujukan utama penulisan sejarah Jawa. Dimulai oleh Thomas Raffles (1781-1826) dengan bukunya History of Jawa. Lalu John Crawfurd (1783-1868) dengan bukunya History of Indian Archipelago. Dan puncaknya adalah didirikannya Institute Javanologi oleh Keraton […]

  • Kopi Pinogu, kopi yang melegenda sejak Abad 18

    Kopi Pinogu, kopi yang melegenda sejak Abad 18

    • calendar_month Rab, 17 Okt 2018
    • visibility 261
    • 0Komentar

    Kopi Pinogu adalah kopi yang tumbuh di kawasan hutan lindung Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, yang berada di kecamatan Pinogu, kabupaten Bone Bolango, provinsi Gorontalo. Setidaknya ada dua jenis Kopi yang ada di Pinogu, yaitu Liberica dan Robusta. Sekitar pada tahun 1875 M, Belanda membawa jenis kopi Liberica untuk ditanam di daerah Pinogu. Namun langkah […]

  • Penghormatan Sultan Bayazid II Terhadap Kedaulatan Negara-Negara Kristen dan Belas Kasih Terhadap Yahudi yang Terusir dari Andalusia

    Penghormatan Sultan Bayazid II Terhadap Kedaulatan Negara-Negara Kristen dan Belas Kasih Terhadap Yahudi yang Terusir dari Andalusia

    • calendar_month Sel, 21 Jul 2020
    • visibility 299
    • 0Komentar

    Sultan Bayazid II dikenal sebagai sultan yang condong kepada perdamaian. Meski demikian, panji-panji jihad tetap berkibar selama masa pemerintahan Sultan Bayazid II. Oleh karena itu, banyak musuh Daulah Utsmaniyah mencoba mencari perlindungan di balik sesuatu yang dinamai hubungan-hubungan diplomatik. Hubungan-hubungan diplomatik pun menjadi giat antara Daulah Utsmaniyah dan negara-negara Eropa. Pada masa sebelumnya, hubungan diplomatik […]

expand_less