Breaking News
Beranda » History » Cerita Kopi Di Masa Lalu

Cerita Kopi Di Masa Lalu

  • calendar_month Jum, 25 Sep 2020
  • visibility 275

Entah bagaimana ceritanya, bebijian yang dikutuk selama beratus tahun oleh gereja itu akhirnya sampai juga ke Vatican. Paus Clement VIII (1536-1605) disarankan oleh para penasehatnya agar menyingkirkan jauh-jauh bahan minuman yang disebut sebagai minuman setan, minuman para pendosa dan orang-orang durhaka itu.

Kopi dianggap sebagai perlawanan terhadap wine dan lebih dari itu menjadi simbol Islam. Akan tetapi Paus Clement VIII yang terlahir dengan nama Ippolito Aldobrandini menolak saran para penasehatnya. Ia membawa a mug of Java (segelas kopi) yang mengepul asapnya, menyesapnya dan segera menemukan kenikmatan. Ia sangat gembira.

Peristiwa ini terjadi tahun 1600. Sebuah peristiwa yang menjadikan kopi segera tersebar luas di negeri-negeri penganut Katolik dan pada gilirannya Nasrani secara keseluruhan, setelah Paus Clement menyatakan, “This Satan’s drink is so delicious that it would be a pity to let the infidels have exclusive use of it.

Minuman setan ini begitu lezat karena itu sayang sekali kalau kita biarkan para infidel menikmatinya secara eksklusif.” Paus kemudian menyatakan membaptis kopi sehingga boleh diminum orang-orang Nasrani. Kelak, kopi bahkan disebut sebagai blessed beans (bebijian yang diberkahi). Para “pendurhaka” pun tak lagi sembunyi-sembunyi untuk menyeruput kopi.

Lalu, apa itu infidels? Istilah infidel(s) bermakna sama dengan kafir, yakni istilah yang dipakai oleh Paus Clement VIII saat itu untuk menunjuk kaum muslimin. Ingat, saat itu kopi hanya dikenal di kalangan muslimin. Para du’at (penyebar agama Islam) datang ke berbagai negeri untuk berdagang dan menyebarkan agama dengan membawa pula budaya meminum kopi.

Terlebih di masa khilafah Turki Usmani, penyebaran kopi sangat massif di berbagai wilayah yang bergabung dengannya termasuk kawasan Jawa, jauh sebelum Belanda datang. Pada masa itu yang dimaksud Jawa bukan hanya Jawa Dwipa atau pulau Jawa ini, melainkan mencakup wilayah Indonesia sekarang, Pattani, Malaysia dan Filipina Selatan.

“Pembaptisan” kopi ini pada gilirannya bukan sekedar soal minuman, selain pernah terjadi penentangan di berbagai wilayah Eropa. Yang cukup fenomenal adalah gerakan yang dikenal sebagai Women’s Petition Against Coffee (Petisi Perempuan Menentang Kopi) di London pada tahun 1674. Gara-garanya, keasyikan “ngopi” dianggap menjadi penyebab ditelantarkannya istri oleh para lelaki akibat terlalu asyik dengan kopi. Banyak perempuan tidak mendapatkan haknya secara seksual disebabkan minuman yang bahannya mereka sebut sebagai dry liquor (khamr kering) ini.

Sesudah pembaptisan oleh Paus sehingga orang Nasrani boleh meminum kopi, kelak banyak negara Eropa berburu kopi terbaik, termasuk ke kawasan Jawa (Indonesia plus Malaysia, Pattani dan Filipina Selatan). Ketika datang ke berbagai wilayah Indonesia di tahun 1616, Belanda mendapati bahwa kopi sudah menjadi minuman yang membahagiakan (genuttigde drank) di kalangan rakyat Indonesia. Begitu ditulis dalam buku De Landbouw in de Indische Archipel.

80 tahun kemudian, tepatnya tahun 1696, Belanda yang telah benar-benar menjadi penjajah berusaha mengembangkan secara ekstensif budidaya kopi dengan memaksa rakyat menanam. Usaha ini gagal. Tetapi Belanda berusaha lagi di tahun 1707 dan akhirnya tahun 1711 memulai mengekspor Java (kopi) ke Eropa. Awalnya kopi dikirim ke Amstelredamme yang sekarang dikenal sebagai Amsterdam, kemudian dikirim ke berbagai penjuru Eropa dengan nama Java Koffie, meskipun asalnya bisa saja dari Sumatera.

Jadi, delapan abad setelah untuk pertama kalinya muslim penggembala kambing di Gesha, Ethiopia menemukan kopi sebagai minuman penuh manfaat dan menjadi minuman membahagiakan bagi muslimin di berbagai belahan bumi, barulah orang-orang Katolik di Eropa menyeruput kopi. Dari Gesha, bibit kopi Arabica menyebar ke berbagai penjuru dunia, termasuk yang kelak dikenal sebagai Geisha Panama.

Penulis:
Ust Fauzil Adhim

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sinau Bareng Sejarah Peradaban Islami

    Sinau Bareng Sejarah Peradaban Islami

    • calendar_month Jum, 4 Mar 2022
    • visibility 151
    • 0Komentar

    SAATNYA GENERASI MUDA BELAJAR SEJARAH DAN BUDAYAKAN LITERASI, yuk bisa yuk!!!

  • Kemenangan Muslimin di Elvira

    Kemenangan Muslimin di Elvira

    • calendar_month Sel, 21 Jun 2022
    • visibility 182
    • 0Komentar

    #TodayinHistory 21 Juni 1319 M | Tahukah kamu bahwa ada peristiwa besar yang oleh sejarawan Spanyol diberi nama “Disaster of the Vega de Granada”? (Bencana Vega de Granada) Ada sebuah titik sejarah yang ternyata Allah memenangkan Kaum Muslimin di tengah masa titik puncak kekuatan Kerajaan Castilla dan Aragon. Peristiwa yang mengagetkan dunia Eropa kala itu […]

  • Kisah Cinta Dibalik Masjid Sultan Mihrimah

    Kisah Cinta Dibalik Masjid Sultan Mihrimah

    • calendar_month Sen, 22 Okt 2018
    • visibility 577
    • 0Komentar

    Mihrimah adalah satu-satunya putri Sultan Sulaiman Al Qanuni, khalifah Utsmani yang memerintah di abad kejayaan, Muhteşem Yuzyıl. Mihrimah berarti nama gabungan dari bulan dan matahari. Nama tersebut dimaksudkan oleh ayahandanya agar ia menjadi seorang putri princess yang tak ada duanya, baik karena memang dialah satu-satunya putri yg dimiliki, juga diharapkan agar perangai serta karakternya yg […]

  • Wafatnya Sultan Murad IV

    Wafatnya Sultan Murad IV

    • calendar_month Sel, 8 Feb 2022
    • visibility 205
    • 0Komentar

    Pada hari ini 8 Februari, di tahun 1640 Masehi —382 tahun yang lalu— ada sebuah peristiwa yang diabadikan dalam sejarah Utsmaniyah. Peristiwa itu adalah wafatnya Sultan Al Ghazi Murad IV. Beliau bukan tokoh biasa, beliau berbeda dengan sultan-sultan lainnya, sebab dikatakan bahwa Sultan Murad IV Bapak Founding Father Utsmaniyah yang kedua. Yuk kita kenal lebih […]

  • Madrasah al-Yusufiyyah, Cikal Bakal Universitas Granada

    Madrasah al-Yusufiyyah, Cikal Bakal Universitas Granada

    • calendar_month Ming, 25 Okt 2020
    • visibility 257
    • 0Komentar

    Dahulu di Granada (غرناطة) terdapat Sekolah Islam setingkat perguruan tinggi yang dikenal menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan di kawasan barat Dunia Islam masa itu. Ialah Madrasah al Yusufiyyah atau Madrasah an Nashriyyah (Madraza de Granada/Palacio de la Madraza/The Nasrid College), salah satu perguruan tinggi tertua di Andalusia, sekaligus bukti kepedulian penguasa Islam dan kaum […]

  • Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    Para Mujahid Pengobar Perang Sabil

    • calendar_month Sel, 10 Nov 2020
    • visibility 266
    • 0Komentar

    “Jawa harus dipisahkan dari Islam.” Perintah yang jelas dan tegas di masa kolonial itu lalu diimplementasikan dalam karya-karya literatur yang nantinya menjadi rujukan utama penulisan sejarah Jawa. Dimulai oleh Thomas Raffles (1781-1826) dengan bukunya History of Jawa. Lalu John Crawfurd (1783-1868) dengan bukunya History of Indian Archipelago. Dan puncaknya adalah didirikannya Institute Javanologi oleh Keraton […]

expand_less