Liberica Meranti

share on:

Pertama kali mengenal kopi Liberica semasa ada kegiatan Bengkel Keibubapaan (Parenting Workshop) yang ditaja oleh Raudhah al-Miqyas, Bangi, Malaysia. Alih-alih membeli Kunyit Emas yang saya kira perencah (bumbu masak) padahal ternyata salah satu jenis durian terbaik di Malaysia, saya ke MyDeen untuk membeli rupa-rupa perencah semula jadi (instant). Di luar itu, saya membeli satu atau dua bungkus kopi Liberica, satu dari empat jenis kopi paling populer, meskipun di Indonesia kurang dikenal.

Jenis kopi sendiri lebih dari 70 dan yang sangat populer adalah Robusta, Arabica, Ekselsa dan Liberica. Di luar itu ada kopi yang cukup legendaris, yakni Mocha yang merujuk pada nama kota Mukha di Yaman. Tetapi kopi ini semakin sulit didapat. Banyak sekali yang menjual kopi rasa mocha, tetapi bukan kopi dari jenis mocha; kopi yang secara alamiah terasa seperti ada campuran susu dan coklat di dalamnya, meskipun kopi tersebut murni adanya. Single origin yang langka. Citarasa ini terutama terasa pada profil medium atau medium to dark.

Ada beberapa daerah di Indonesia yang menghasilkan kopi sangat langka ini, antara lain Jombang, Jember, Gorontalo, Pagaralam, Jambi dan Meranti. Dari sejumlah daerah tersebut, Meranti yang terletak di Propinsi Riau merupakan penghasil kopi Liberica terbaik. Meskipun demikian, Jawa Timur dikenal sebagai daerah penghasil utama kopi Liberica.

Kembali ke Riau. Meranti, atau tepatnya kecamatan Rangsang, memperoleh IG (Identitas Geografis) sebagai penghasil kopi Liberica. Sayangnya, kopi ini justru sulit kita temukan di Riau pada umumnya maupun Pekanbaru sebagai ibu kota propinsi. Liberica Meranti yang masyhur di dunia kopi, tenggelam oleh jenis Robusta yang juga banyak terdapat di Riau. Salah satu kedai kopi legendaris Pekanbaru adalah Kim Teng di Senapelan. Kedai ini menyangrai sendiri dan menjual kopi hanya dari jenis Robusta.

Sangrai kopi Kim Teng mengingatkan kita pada berbagai kopi tiam yang disangrai oleh para pedagang kopi keturunan Tionghoa, baik yang ada di Indonesia, Singapura maupun Malaysia. Belakangan, Kim Teng juga memproduksi kopi jenis Arabica, seiring dengan perubahan masyarakat pecinta kopi. Sama seperti Kopi Ulee Kareng yang sekarang juga menyediakan Arabica setelah selama berpuluh tahun hanya menawarkan kopi Robusta asal Lamno yang sangat khas.

Kopitiam atau kadang ditulis secara terpisah dengan “kopi – tiam” sebenarnya bermakna kedai kopi. Tiam merupakan ungkapan dialek Hokkien yang bermakna kedai.

Kopi sendiri bukanlah minuman yang memiliki akar budaya China, meskipun orang Canton mengenal Yuan Yang, racikan kopi campur teh sehingga menghasilkan minuman dengan kafein sangat tinggi. Selama ratusan tahun, orang China mewarisi tradisi minum teh. Sebegitu kuatnya tradisi minum teh sampai-sampai makan siang pun disebut Yum Cha atau yám chà yang secara literal berarti minum teh. Sangrai kopi khas kopitiam yang bermiripan profil dan citarasanya, baik di Bangka, Belitung, Pekanbaru, Malaysia, Singkawang dan berbagai daerah lain merupakan proses eksperimentasi yang saling ditularkan dan dipelajari secara turun temurun.

Jika Robusta menawarkan kafein tinggi, antara 1,5-3%, sehingga kita kuat begadang, maka Liberica justru sebaliknya. Liberica lebih tepat diminum sebelum istirahat agar tidur lebih lelap. Kita akan segera menemukan kesegaran begitu bangun tidur sehingga lebih nyaman melakukan kegiatan.

Liberica juga dapat kita pergunakan untuk memperkuat citarasa maupun aroma kopi. Tak usah banyak-banyak, cukup menambahkan 10-15% Liberica ke dalam kopi yang akan kita seduh, baik Arabica maupun Robusta. Menambahkan Liberica terlalu banyak justru mengacaukan citarasa. Tentu saja bukan musibah jika Anda menyukai, semisal untuk mengimbangi Robusta.

Berbeda dengan Arabica yang cenderung memiliki keragaman aroma sangat luas, Liberica menawarkan aroma khas serupa nangka matang jika disangrai medium; tidak terlalu ringan, tidak pula terlalu gelap. Aroma sangat kuat pada profil medium first crack (sangrai dengan tingkat kegosongan sedang, tepatnya sangrai hanya sampai saat kopi retak untuk pertama kali). Sudah barang tentu aroma maupun citarasa terbaik berlaku untuk kopi yang dipetik dalam keadaan ranum dan diproses dengan baik. Begitu identik aroma Liberica dengan bau nangka matang, sehingga di beberapa tempat orang mengenalnya sebagai kopi nangka.

Penerbangan GA CGK-PKU, 14 Juli 2017

Ditulis oleh: Mohammad Fauzil Adhim

Leave a Response