Breaking News
Beranda » History » Constantinopel Has Fallen: Rahasia Kemenangan Muhammad Al-Fatih

Constantinopel Has Fallen: Rahasia Kemenangan Muhammad Al-Fatih

  • calendar_month Sel, 23 Jun 2020
  • visibility 290

Apabila engkau seorang sultan, kemarilah dan pimpin pasukanmu. Namun, apabila engkau mengakui aku sebagai sultan, maka aku memerintahkanmu sekarang juga untuk datang dan memimpin pasukanku

Kalimat tersebut ditulis oleh Sultan Muhammad II dalam surat yang ditujukan kepada ayahnya. Ketika itu Sultan masih berusia 12 tahun, dan dia harus mendapati dirinya terdesak dalam sebuah peperangan melawan pasukan salib di Varna-Bulgaria.

Sementara ayahnya, Murad II telah memutuskan untuk mengasingkan diri dari berbagai urusan duniawi, hanya menyibukkan dirinya ber-taqarrub kepada Allah SWT. Murad II selalu menolak setiap anaknya meminta bantuan, namun kali ini dia tak dapat mengelak, kalimat di atas tak mempunyai jalan keluar selain kembali turun gunung membantu anaknya memenangkan peperangan.

Itulah salah satu potret kecerdasan Muhammad II yang juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih. Melihat perjalanan sejarah Khilafah Ustmaniyah, rasanya tidak berlebihan menyebut beliau sebagai titik tolak kemajuan Khilafah Ustmaniyah. Beliau telah membawa Khilafah Ustmaniyah dari fase “begitu-begitu saja” menuju fase perkembangan dan kemajuan yang bisa jadi tak pernah diimpikan oleh seorang Ertugrul Gazi pendiri khilafah tersebut.

Salah satu titik tolak tersebut adalah penaklukan Konstantinopel. Konstantinopel bukanlah wilayah biasa-biasa saja, yang sekedar menambah luas wilayah kekuasaan ketika ditaklukan. Banyak hal yang membuat penaklukan Konstantinopel terasa istimewa.

Pada masa tersebut, konstantinopel dianggap sebagai kota terbesar, terkaya, dan terindah. Semua dikarenakan posisi strategisnya yang berada di jalur utama perdagangan antara laut Aegean dan laut Hitam. Posisi yang strategis serta keindahan yang dimiliki oleh Konstantinopel digambarkan oleh Napoleon Bonaparte dalam sebuah kalimat yang agak berlebihan, “kalaulah dunia ini sebuah negara maka Konstantinopel lah yang paling layak menjadi ibu kota negara.”

Selain itu, dalam tatanan dunia lama ketika hegemoni kekuasaan masih menjadi milik kekaisaran serta kerajaan, menguasai Konstantinopel yang notabene ibu kota kekaisaran Byzantium bisa berarti mempertegas hegemoni kekuasaan khilafah Ustmaniyah di mata dunia. Penaklukan Byzantium akan membuat kekaisaran manapun berpikir berulang kali jika ingin berkonfrontasi dengan khilafah Ustmaniyah.

Namun, di luar semua itu. Sebagai seorang muslim, yang setidaknya mengucap syahadat tujuh belas kali sehari. Persaksian bahwa “tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad SAW adalah utusan Allah” telah membawa Muhammad Al Fatih kepada kepercayaan yang penuh terhadap firman Allah SWT maupun perkataan Rasulullah SAW yang terabadikan dalam hadits-haditsnya.

Maka ketika Al Fatih mendengar hadits yang berbunyi “Kalian pasti akan membebaskan Konstantinopel, sehebat-hebat pemimpin adalah pemimpinnya, dan sekuat-kuat pasukan adalah pasukannya”, dia menganggapnya sebagai sebentuk bisyarah yang menginspirasi serta memotivasi dirinya.

Maka dari itu, Al Fatih pun menyadari bahwa untuk memperoleh kemenangan istimewa diperlukan persiapan yang istimewa juga. Al Fatih menyadari bahwa “sehebat-hebat pemimpin” serta “sekuat-kuat pasukan” bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan.

Dengan anugerah kecerdasan yang dimiliki, pemahaman agama yang baik, serta takdirnya sebagai seorang pemimpin sebuah kekhilafahan Islam, membuat Muhammad Al Fatih merasa wajib untuk meneruskan apa yang pernah diupayakan oleh para salafus sholih dalam merealisasikan bisyarah tersebut.

Dimulai dari shahabat Abu Ayyub Al Anshari RA, kemudian khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dari kekhalifahan Umayyah, khalifah Harun Ar Rasyid dari kekhalifahan Abbasiyah, Sultan Bayazid I serta Sultan Murad II dari kekhalifahan Ustmaniyah telah melakukan ikhtiar yang maksimal untuk menaklukkan konstantinopel, meskipun Allah belum mengizinkan kemenangan untuk mereka.

Maka dari itu, Al Fatih pun menyadari bahwa untuk memperoleh kemenangan istimewa diperlukan persiapan yang istimewa juga. Al Fatih menyadari bahwa “sehebat-hebat pemimpin” serta “sekuat-kuat pasukan” bukanlah hal yang mudah untuk diwujudkan.

Maka dimulailah pembentukan Janissaries, sekelompok pasukan elit yang dididik sejak dini dan khusus dipersiapkan untuk penaklukan konstantinopel. Pasukan ini tak hanya digembleng pada aspek fisik dan taktik namun juga mendapatkan pendidikan agama yang mumpuni. Pada akhirnya, terkumpullah 40.000 pasukan elit yang senantiasa mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, dan yang terpenting mereka memahami mengapa harus menaklukkan Konstantinopel.

.

Pasukan eli Dinasti Utsmaniyah, Janissaries.

Selanjutnya, Sultan Muhammad Al Fatih membangun sebuah benteng di pinggir selat Bosphorus. Benteng tersebut dikenal dengan nama Rumli Haisar, tingginya 82 meter dan dilengkapi 7 menara citadel. Dengan pembangunan benteng tersebut, urat nadi Konstantinopel menjadi terputus, karena selat Bosphorus sebagai jalur utama transportasi dan perdagangan ke Konstantinopel menjadi di bawah kendali Al Fatih.

Namun masalah utamanya adalah benteng Theodosius, benteng ini memiliki tinggi 30 meter dan ketebalan 30 meter pula. Seribu tahun lebih benteng tersebut kokoh berdiri dan belum terkalahkan. Dan selama benteng tersebut belum mampu ditembus maka selama itu pula kekaisaran Byzantium berkuasa.

Kehebatan dan kekuatan benteng Theodosius ternyata melenakan penguasa Byzantium. Ketika Orban seorang ahli senjata asal Hungaria menawarkan model senjata baru temuannya kepada mereka. Mereka malah menyatakan tak berminat dan merasa puas dengan kekuatan benteng Theodosius.

Benteng Theodosius.

Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Al Fatih, dia pun segera membeli teknologi Orban. Akhirnya pada tahun 1452, Orban berhasil menyelesaikan sebuah senjata terbesar di masa itu. Sebuah meriam raksasa dengan panjang 8,2 meter, diameter 760 centimeter, mampu melontarkan bola besi seberat 680 kg sejauh 1,6 kilometer. Meriam ini dikenal dengan nama “The Muhammed’s Greats Gun”.

Setelah semua persiapan selesai, barulah dimulai penyerangan terhadap Konstantinopel. Total 250.000 pasukan menuju Konstantinopel, sebagian menyerang melalui darat, sebagian menumpangi 400 kapal perang untuk menyerang melalui laut.

Banyak kejadian-kejadian menarik yang terjadi selama penyerangan ini. Dimulai dari meriam buatan Orban yang ternyata benar-benar mampu membuat kerusakan yang signifikan terhadap benteng, namun ternyata hanya bisa ditembakkan tiga jam sekali. Yang tentunya memberi banyak waktu kepada prajurit Konstantin untuk memperbaiki kerusakan.

.

Meriam The Muhammed’s Greats Gun.

Lalu 400 kapal perang yang tidak mampu berbuat banyak karena Teluk Tanduk Emas yang merupakan bagian terlemah Konstantinopel ternyata dilindungi oleh rantai raksasa yang tak mampu dihancurkan oleh pasukan laut Al Fatih.

Situasi ini sempat menyisipkan rasa frustasi di barisan tentara Al Fatih. Namun Al Fatih tak kehilangan akal, dia segera menyadari bahwa kehebatan meriam Orban bukanlah penentu kemenangan perang ini. Penentu kemenangan adalah Teluk Tanduk Emas yang dilindungi rantai raksasa, maka harus dipikirkan cara yang tepat untuk menaklukkan rantai tersebut.

Singkat cerita, Al Fatih mengadakan rapat tertutup dengan para panglimanya. Rapat tersebut menghasilkan sebuah keputusan yang cukup fenomenal, yaitu kapal-kapal perang diangkat melalui bukit untuk melewati rantai raksasa. Pasukan Byzantium tentu tak menduganya, mereka seakan tak percaya bahwa ada manusia setelah Nuh AS yang nekad mempertemukan bukit dengan kapal.

Akhirnya, pada tanggal 29 Mei 1453 setelah pengepungan selama 54 hari Konstantinopel berhasil ditaklukkan. Bendera hitam putih bertuliskan kalimat tauhid berkibar di atas benteng dan Sultan Muhammad Al Fatih menginjakkan kaki di gerbang masuk Konstantinopel untuk pertama kalinya.

Selain menjadi titik tolak kemajuan kekhilafahan Utsmani, penaklukan Konstantinopel juga mampu menginspirasi lintas generasi umat Islam setelahnya bahwa janji Allah dan Rasul-Nya selalu benar adanya.

Referensi: “BEYOND THE INSPIRATION” karya Ustadz Felix Y. Siauw
Penulis: Rusydan Abdul Hadi/kiblat.net

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Wireclub Media Reviews, Complaints, Customer Support

    Wireclub Media Reviews, Complaints, Customer Support

    • calendar_month Sel, 8 Apr 2025
    • visibility 10
    • 0Komentar

    These can be used to play games similar to poker, bingo, and rather more on the web site. It’s greater than an okay timeframe to judge the success and see how privileged membership works. If I like how a sure platform works in its free mode, then I often go for, let’s say a month […]

  • Intenso Palembang

    Intenso Palembang

    • calendar_month Ming, 27 Sep 2020
    • visibility 279
    • 0Komentar

    Jika Anda berpikir tentang kopi yang membuat jantung berdegub kencang atau perut melilit ketika meminumnya dalam keadaan perut kosong, pun menjadikan kita kuat begadang, maka Palembang dan Sumatera Selatan pada umumnya hingga ke Bangka maupun Belitung adalah alamat yang tepat. Tak perlu espresso, ristretto apalagi double shot espresso (doppio). Kopi tubruk biasa saja sudah cukup […]

  • Roadmap Bisnis

    Talkshow : Roadmap Bisnis

    • calendar_month Ming, 28 Jan 2024
    • visibility 79
    • 0Komentar

    📝 Pernahkah anda ingin memulai bisnis tapi bingung mau mulai dari mana ? Mau milih bisnis A atau B yaa ? atau sudah menjalankan bisnis tapi bingung kok hasilnya begitu begitu aja atau malah belum menghasilkan ? Temukan jawabannya pada talkshow : ✅ “Roadmap Bisnis”Cara Mudah Memilih Bisnis Sesuai Kemampuan Bersama🎙 Muhammad Shodri ⏱ Hari […]

  • Prancis Pernah Meminta Pertolongan Kaum Muslimin

    Prancis Pernah Meminta Pertolongan Kaum Muslimin

    • calendar_month Kam, 5 Nov 2020
    • visibility 244
    • 0Komentar

    Di abad 16, Prancis pernah menderita kekalahan besar melawan Dinasti Habsburg, yang ditandai sejak Penguasa Prancis Francis I dikalahkan di Pertempuran Pavia pada 24 Februari 1525, oleh pasukan Kaisar Charles V. Beberapa waktu lamanya di dipenjara, kemudian di masa-masa itulah Francis I memikirkan untuk mencari bantuan melawan Kaisar Habsburg yang kuat, dan ia menemukan penolong […]

  • Discuss To Strangers Online! Random Video & Voice Chat

    Discuss To Strangers Online! Random Video & Voice Chat

    • calendar_month Kam, 3 Apr 2025
    • visibility 8
    • 0Komentar

    Unlike different platforms similar to Omegle, OmeTV presents you true freedom to steer your encounters in any path. CooMeet does not share your information camloo chat with third events. It undergoes strict encryption and adheres to the newest cybersecurity rules for secure storage. Moving ahead, press the “Music” icon and select your favorite one from […]

  • Skokka, Final Backpage Various And Cracker Escorts Replacement

    Skokka, Final Backpage Various And Cracker Escorts Replacement

    • calendar_month Ming, 13 Apr 2025
    • visibility 5
    • 0Komentar

    We shall be joyful to advise you on our women, their passions and preferences and help you to make the correct alternative. Since we cooperate completely with self-employed women, everyone is aware of every mannequin and her passions intimately. Our girls are captivated with it and sit up for every meeting merely as a lot […]

expand_less